Pages


Friday, November 14, 2014

Makalah Oxyuris vermicularis (Cacing kremi)

BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Enterobiasis/penyakit cacing kremi adalah infeksi usus pada manusia yang disebabkan oleh cacing Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis. Enterobiasis merupakan infeksi cacing yang terbesar dan sangat luas dibandingkan dengan infeksi cacing lainnya. Hal ini disebabkan karena adanya hubungan yang erat antara parasit ini dengan manusia dan lingkungan sekitarnya. Parasit ini lebih banyak didapatkan diantara kelompok dengan tingkat sosial yang rendah, tetapi tidak jarang ditemukan pada orang-orang dengan tingkat sosial yang tinggi. Cacingan, penyakit yang cukup akrab di kalangan anak-anak Indonesia. Mulai dari yang berukuran besar seperti cacing perut, sampai yang kecil setitik seperti cacing kremi (pinworm). Cacing kremi atau Oxyuris vermicularis atau Enterobius vermicularis adalah parasit yang hanya menyerang manusia, penyakitnya kita sebut oxyuriasis atau enterobiasis. Oleh awam, kita sering mendengar, Kremian. (Sudarto, 1995)
Enterobiasis juga merupakan penyakit keluarga yang disebabkan
oleh mudahnya penularan telur baik melalui pakaian maupun alat rumah tangga lainnya. Anak berumur 5-14 tahun lebih sering mengalami infeksi cacing Oxyuris vermicularis dibandingkan dengan orang dewasa yang lebih bisa menjaga kebersihan dibandingkan anak-anak. Berdasarkan hal tersebut, kami mengangkat makalah tentang cacing Oxyuris vermicularis.

1.2              Rumusan Masalah
1.2.1        Apakah yang dimaksud dengan Oxyuris vermicularis?
1.2.2        Bagaimanakah morfologi dari Oxyuris vermicularis?
1.2.3        Bagaimanakah morfologi dari telur telur cacing Oxyuris vermicularis?
1.2.4        Bagaimanakah daur hidup dari Oxyuris vermicularis?
1.2.5        Bagaimanakah epidemiologi dari Oxyuris vermicularis?
1.2.6        Bagaimanakah diagnosa laboratorium dari Oxyuris vermicularis?
1.2.7        Bagaimanakah gejala klinis dari Oxyuris vermicularis?
1.2.8        Bagaimanakah cara pengobatan dan pencegahan Oxyuris vermicularis?

1.3              Tujuan
1.3.1        Untuk mengetahui lebih lanjut tentang apa itu  Oxyuris vermicularis.
1.3.2        Untuk mengetahui morfologi dari Oxyuris vermicularis.
1.3.3        Untuk mengetahui morfologi dari telur cacing Oxyuris vermicularis.
1.3.4        Untuk mengetahui daur hidup dari Oxyuris vermicularis.
1.3.5        Untuk mengetahui epidemiologi Oxyuris vermicularis.
1.3.6        Untuk mengetahui diagnosa laboratorium dari Oxyuris vermicularis
1.3.7        Untuk mengetahui gejala klinis dari Oxyuris vermicularis
1.3.8        Untuk mengetahui pengobatan dan pencegahan Oxyuris vermicularis.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Oxyuris vermicularis
Oxyuris vermicularis atau sering disebut cacing kremi adalah salah satu hewan dari kelas nematoda filum Nemathelminthes. Oxyuris vermicularis disebut cacing kremi karena ukurannya sangat kecil. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.
Enterobius vermicularis dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
 Phylum : Nematoda
 Kelas : Plasmidia
 Ordo : Rabtidia
 Super famili : Oxyuroidea
 Family : Oxyuridea
 Genus : Enterobius
 Species : Enterobius vermicularis
 (Faust dan Russel,1992)

2.2  Morfologi Oxyuris vermicularis
Cacing dewasa Oxyuris vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang betina jauh lebih besar dari pada yang jantan. Ukuran cacing jantan adalah 2-5 mm, cacing jantan mempunyai sayap yang dan ekornya melingkar seperti tanda tanya. Sedangkan ukuran cacing betina adalah 8-13 mm x 0,4 mm, cacing betina mempunyai sayap , bulbus esofagus jelas sekali, ekornya panjang dan runcing. Uterus cacing betina berbentuk gravid melebar dan penuh dengan telur. Bentuk khas dari cacing dewasa ini adalah tidak terdapat rongga mulut tetapi dijumpai adanya 3 buah bibir, bentuk esofagus bulbus ganda (double bulb oesophagus), didaerah anterior sekitar leher kutikulum cacing melebar, pelebaran yang khas disebut sayap leher (cervical alae). (Srisari G, 2006)
 


2.3  Morfologi telur Oxyuris vermicularis
Ukuran telur Oxyuris vermicularis yaitu 50-60 mikron x 20-30 mikron  (rata-rata 55 x 26 mikron). Telur berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar. Telur ini mempunyai kulit yang terdiri dari dua lapis yaitu : lapisan luar berupa lapisan albuminous, translucent, bersifat mechanical protection. Di dalam telur terdapat bentuk larvanya. Seekor cacing betina memproduksi telur sebanyak 11.000 butir setiap harinya selama 2 sampai 3 minggu, sesudah itu cacing betina akan mati. (Soedarto, 1995).
 

2.4  Daur Hidup Oxyuris vermicularis
Manusia merupakan satu-satunya hospes definitif Oxyuris vermicularis dan tidak diperlukan hospes perantara. Cacing dewasa betina mengandung banyak telur pada malam hari dan akan melakukan migrasi keluar melalui anus ke daerah : perianal dan perinium. Migrasi ini disebut Nocturnal migration. Di daerah perinium tersebut cacing-cacing ini bertelur dengan cara kontraksi uterus, kemudian telur melekat didaerah tersebut. Telur dapat menjadi larva infektif pada tempat tersebut, terutama pada temperatur optimal 23-26 ºC dalam waktu 6 jam (Soedarto, 1995)
 Waktu yang diperlukan untuk daur hidupnya, mulai dari tertelan telur matang sampai menjadi cacing dewasa gravid yang bermigrasi ke daerah perianal, berlangsung kira-kira 2 minggu sampai 2 bulan. Mungkin daurnya hanya berlangsung kira-kira 1 bulan karena telur-telur cacing dapat ditemukan kembali pada anus paling cepat 5 minggu sesudah pengobatan. (Srisari G, 2006).

Cara penularan Oxyuris vermicularis :
·         Penularan dari tangan ke mulut penderita sendiri (auto infection) atau pada orang lain sesudah memegang benda yang tercemar telur infektif misalnya alas tempat tidur atau pakaian dalam penderita.
·         Melalui pernafasan dengan menghisap udara yang tercemar telur yang infektif.
·         Penularan secara retroinfeksi yaitu penularan yang terjadi pada penderita sendiri, oleh karena larva yang menetas di daerah perianal mengadakan migrasi kembali ke usus penderita dan tumbuh menjadi cacing dewasa. (Srisari G, 2006)
2.5  Epidemiologi
·         Insiden tinggi di negara-negara barat terutama USA 35-41 %.
·         Merupakan penyakit keluarga.
·         Tidak merata dilapisan masyarakat.
·         Yang sering diserang yaitu anak-anak umur 5-14 tahun.
·         Pada daerah tropis insiden sedikit oleh karena cukupnya sinar matahari, udara panas, kebiasaan ke WC (yaitu sehabis defekasi dicuci dengan air tidak dengan kertas toilet). Akibat hal-hal tersebut diatas maka pertumbuhan telur terhambat, sehingga dapat dikatakan penyakit ini tidak berhubungan dengan keadaan sosial ekonomi masyarakat tapi lebih dipengaruhi oleh iklim dan kebiasaan.
·         Udara yang dingin, lembab dan ventilasi yang jelek merupakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan telur.(Soejoto dan Soebari, 1996)

2.6  Diagnosa Laboratorium
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau telur dari cacing Oxyuris vermiculsris. Adapun caranya adalah sebagai berikut :
a)      Cacing Dewasa
Cacing dewasa dapat ditemukan dalam feses, dicuci dalam larutan NaCl agak panas, kemudian dikocok sehingga menjadi lemas, selanjutnya diperiksa dalam keadaan segar atau dimatikan dengan larutan fiksasi untuk mengawetkan. Nematoda kecil seperti Oxyuris vermicularis dapat juga difiksasi dengan diawetkan dengan alkhohol 70% yang agak panas. (Harold W. Brown, 1979)
b)     Telur Cacing
Telur Oxyuris vermicularis jarang ditemukan didalam feses, hanya 5% yang positif pada orang-orang yang menderita infeksi ini. (Soejoto dan Soebari, 1996) Telur cacing Oxyuris vermicularis lebih mudah ditemukan dengan tekhnik pemeriksaan khusus, yaitu dengan menghapus daerah sekitar anus dengan “Scotch adhesive tape swab”. (Lynne & David, 1996).

2.7  Gejala Klinis
Enterobiasis sering tidak menimbulkan gejala (asimptomatis). Gejala klinis yang menonjol berupa pruritus ani, di sebabkan oleh iritasi di sekitar anus akibat migrasi cacing betina ke perianal untuk meletakkan telur-telurnya. Gatal-gatal di daerah anus terjadi saat malam hari, karena migrasi cacing betina terjadi di waktu malam (DB Jelliffe,2000).
Cacing betina gravid, sering mengembara dan bersarang di vagina serta tuba fallopi. Sementara sampai di tuba fallopi menyebabkan salphyngitis. Kondisi ini sangat berbahaya, terutama pada wanita usia subur, sebab dapat menyebabkan kemandulan, akibat buntunya saluran tuba. Cacing juga sering ditemukan di appendix. Hal ini bisa menyebabkan apendisitis, meskipun jarang di temukan (Purnomo et al, 2003)

2.8  Pengobatan dan Pencegahan
Pengobatan  enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga di obati, infeksi ini dapat menyerang semua orang yang berhubungan dengan penderita. Obat-obatan yang di gunakan antara lain piperazin, pirvinium, tiabendazol dan stilbazium iodida (Gandahusada et al., 2006).
Pengobatan enterobiasis adalah sebagai berikut :
·         Piperazin sulfat diberikan dengan dosis 2 x 1 g/hari selama 8 hari,
·         Pirvinium pamoat, di berikan dengan dosis 5 mg/kg berat badan (maksimum 0,25 g ) dan di ulangi 2 minggu kemudian,
·         Piranthel pamoat, di berikan dengan dosis 11mg/kg berat badan single dose, dan maksimum 1 gram,
·         Stilbazium Iodida, dengan dosis tunggal 10-15 mg/kg berat badan. Warna tinja akan menjadi merah karena obat ini (Noer, 2007).
·         Pencegahan dengan menjaga kebersihan, cuci tangan sebelum makan, ganti sprei teratur, ganti celana dalam setiap hari, membersihkan debu-debu kotoran di rumah, potong kuku secara rutin, hindari mandi cuci kakus (MCK) di sungai. Kalau perlu toilet dibersihkan dengan menggunakan desinfektan (Noer, 1999).
·         Selain itu, peningkatan kesehatan perorangan dan kelompok digabung dengan terapi kelompok dapat membantu pencegahan (Garcia dan Bruckner, 1999)





BAB III
PENUTUP

3.1        Simpulan
. Oxyuris vermicularis atau Enterbius vermicularis adalah salah satu hewan dari kelas nematoda filum Nemathelminthes yang sering disebut cacing kremi.
Cacing dewasa Oxyuris vermicularis berukuran kecil, berwarna putih, yang betina jauh lebih besar dari pada yang jantan, dan ujung posterior cacing jantan melingkar sedangkan yang betina lurus meruncing.
Telur Oxyuris vermicularis berbentuk asimetris, tidak berwarna, mempunyai dinding yang tembus sinar dan salah satu sisinya datar.
Daur hidup Oxyuris vermicularis dimulai dari terinfeksinya manusia sebagai hospes oleh cacing kremi kemudian cacing dewasa akan bertelur di daerah perianal. Jika telur cacing tertelan oleh hospes yang tidak terinfeksi maka cacing akan berkembang di dalam hospes lain dan mengulang kembali daur hidupnya tersebut.
Cara memeriksa Enterobiasis yaitu dengan menemukan adanya cacing dewasa atau telur dari cacing Oxyuris vermiculsris dengan metode Scotch adhesive tape swab
Pengobatan  enterobiasis efektif jika semua penghuni rumah juga di obati, infeksi ini dapat menyerang semua orang yang berhubungan dengan penderita

3.2        Saran
Untuk menghindari infeksi dari Oxyuris vermicularis, disarankan dengan menjaga kebersihan secara rutin dan meningkatkan kesehatan diri sendiri dan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_kremi (diakses Minggu, 27 April 2014)




No comments:

Post a Comment