Pages


Wednesday, November 23, 2016

Selamat Untuknya....

22 November 2016


Malam ini kamu mengatakan kepadaku, sekarang hari kelahiran dia. Dia, yaa wanita yang sangat kamu puja sedari dulu. Wanita yang sering kamu ceritakan di hadapanku dan wanita yang sekali saja kamu temui namun telah berhasil mengisi sudut hatimu.
Kuucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
Sekaligus aku juga mengucapkan terimakasih kepada siapapun wanita itu, bagaimanapun rupanya, sikapnya, dan suaranya, aku sangat berterimakasih telah memberikan senyum kepadamu, wahai pemuda yang telah lama aku sayangi sepenuh hatiku, pemuda yang selalu ku nomor satukan, bahkan pemuda itu adalah segalanya bagiku. Yaa, segalanya. Itu kamu, kamu.
Karena kamu segalanya, aku inginkan kamu selalu bahagia dan menikmati setiap perjalanan karir dan asmaramu. Jemputlah dia, wanita yang sudah lama kamu idam idamkan sebagai calon pasangan sempurna bagimu. Tak apa, selama kamu tak mengetahui bagaimana dalamnya aku menyimpan rasa, aku tak akan kenapa. Aku baik saja tetap dengan perasaan yang sama dan rasa sayang yang tak bisa berkurang walau hanya setetes. Itu hanya kepadamu.
Aku tak ingin membandingkan diriku dengan wanita itu. Namun karenamu yang menuntut kesempurnaan, lihat saja suatu hari aku akan tunjukkan bahwa aku bisa berusaha lebih baik dari sebelumnya. Impianku, menuntut ilmu hingga S2, semoga bisa ku wujudkan. Aku akan membuktikan pada dirimu bahwa aku juga bisa melampaui gadis – gadis yang sering kau sebut namanya dihadapanku.
Aku menantang diriku sendiri agar dapat pergi dari bayang – bayang mu yang tiap hari tak pernah absen kurindukan. Agar dapat membenci hujan yang kamu sukai.

Aku... ingin pergi dari belenggu atas dirimu. Sungguh, tolong jangan isi kepalaku dengan namamu. Aku lelah....

Saturday, November 12, 2016

Tak akan mungkin ada KITA

Aku ingin menceritakan sesuatu padamu...
Pernah suatu ketika kamu mengatakan bahwa dirimu menyukai wanita itu. 
Senyum getir yang aku lepaskan apa kau tahu itu hanya kamuflase? Hahahah tidak kan? KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU !
Bahwa seusai kau pergi meninggalkan aku di teras, mataku seakan terbakar. Panas, memerah, air mata yang dari tadi kutahan akhirnya jatuh membasahi wajah yang bertopeng ini. Aku sesenggukan di kamar mandi, kunyalakan air di bak mandi agar tak seorang pun menyadari jika aku sedang menangis. KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU !
Bahwa setiap kamu mengirimkan bukti kedekatan kalian, hatiku terasa mendapat cambukan yang dilapisi racun. Perih, panas, menyakitkan, mematikan. Namun aku berusaha untuk tidak terlihat lemah.
Bahwa disetiap kau menyebut nama wanita itu di depanku, aku merasa aku harus menelan jus pare segar tanpa campuran apapun. Pahit!

Satu hal, akan kuberitahu dirimu. Di dunia ini kamu tak akan pernah menemui seseorang seperti aku lagi. Dimanapun kamu tidak akan bisa menemukannya lagi.
Aku sudah kehabisan kata untuk mengungkap betapa ingin sekali aku memelukmu, namun kali ini sebagai orang yang menyayangimu, bukan hanya sekadar teman. Ingin sekali aku mengatakan aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Namun apadaya, aku telah terlanjur berjanji dengan diriku sendiri tak akan memiliki perasaan mendalam padamu. Jujur... Aku seperti kehilangan arah sekarang ini, hanya karena sepeninggal kisah sederhana kita yang harusnya telah lama kulewatkan

Melewatkan segalanya, aku ingin sekali melakukannya. Seiring waktu, apakah akan bisa?
Aku pesimis soal yang satu ini karena betapa pun beberapa orang telah datang menghampiriku, tetap saja hanya namamu yang selalu kusebut dalam doaku. Kenapa hanya namamu saja yang bisa membuat alasan - alasan mengapa aku tersenyum dan mengapa aku menangis? Kenapa sampai sekarang hanya dirimu saja yang nampak dalam bunga tidurku? Aku begitu sulit melupakanmu, padahal kamu dan aku memang tak akan mungkin. Tak akan mungkin menjadi "KITA". Tak akan...