Rainbow is you |
Ayolah, sekali saja. Jangan biarkan aku berpikir kamu itu orang jahat yang
selalu memanfaatkan kedunguan perempuan. Aku tahu betul sifatmu. Walaupun aku
bukan sahabat karibmu, aku bukan saudaramu, dan aku bukan orang tuamu. Namun
aku orang yang mengagumi setiap detail dari dirimu. Bukan fisik, bukan materi,
bukan darimana kamu berasal. Dan untuk yang satu ini, sebuah alasan tak berlaku
untukku.
Tak ada alasan untuk menyukai orang padahal orang itu sepertinya jarang
peduli dengan kita, selalu meminta kita melakukan sesuatu untuknya dan tanpa
babibuu kita spontan menganggukkan kepala seperti robot yang telah disetting
sebelumnya. Walaupun hal yang mereka minta merugikan kita, entah ilham dari
mana yang mengubah mindset kita dan senyum mengembang sepanjang hari akhirnya
mengalahkan kerugian yang mereka timbulkan. Sebut saja "He makes my
day" atau "He paint me a wonderful blue sky" yang akan selalu
terlontar padahal yang mereka minta seringkali (sangat) merepotkan kita. Aku
yakin kebanyakan perempuan sependapat denganku. Benar kan girls?
Sesungguhnya aku pembohong besar. Aku pintar berakting di depanmu. Kamu
ingat hari itu? Aku ingin mengatakan "mau" tapi mulutku akhirnya
melontarkan "no". Bagaimana bisa penyesalan menyergapku tiba-tiba
sedetik setelah aku mengatakan hal itu. Padahal secara logika, dengan aku
menjawab "mau" sama saja aku harus membiarkan diriku repot dan
kesusahan. Jadi yaasudahlah ya, lupakan saja. Kamu tidak mungkin mengingat hal
sepele seperti itu.
Hey, bisa aku mengetahui satu hal lagi? Masihkah kamu menyukainya? Gadis
itu. Aku tahu kamu belum bisa berpaling darinya. Apakah masih ada sudut kosong
untukku? Mungkin tidak. Bagaimana bisa perempuan dengan banyak kekurangan
seperti aku kamu puja? Aku tidak merendahkan diri, aku benci merendahkan diriku
dan membandingkan diri dengan perempuan lain. Aku hanya kesal, karena hanya
komentar negatif yang pernah kamu lontarkan padaku. Selama ini aku hanya
berpura-pura kebal. Namun jika suatu hari kesabaranku habis dan aku pun lelah
untuk menantikan penyambutan hangatmu, jangan salahkan aku, jangan sesali
ketika aku memilih untuk berhenti dari menapaki jalan maya yang tak tentu arah
tujuan.
Bagiku kamu adalah serpihan dari pelangi manis yang mengisi warna-warni
hidup gadis polos ini. Walaupun pada akhirnya kamu akan menghilang setelah
gerimis, setidaknya kamu pernah membuat langit tersenyum. Bahkan mentari pun
bersemi menyambutmu dan awan kelabu enggan untuk menampakkan dirinya.
Tolong beritahu aku jika gerimis itu akan berhenti, agar aku tak terlanjur
nyaman duduk menikmati indahnya 7 unsur warna penghias langit itu. Jika kamu
beritahu aku, aku bisa beranjak secepatnya. Aku bisa meninggalkan kesan-kesan
indahmu, aku bisa berusaha untuk tak memikirkannya lagi walaupun aku tak bisa
melupakannya. Aku akan berusaha untuk itu. Namun jika gerimis itu akan selalu
ada, katakan padaku. Aku, gadis polos ini akan menantikan, tersenyum menengadah
sepanjang hari dengan payung biru. Aku akan menantikan alasan mengapa aku bertahan selama ini. Ya, hanya kamu pelangiku. Alasanku.
No comments:
Post a Comment