Aku ingin menceritakan sesuatu padamu...
Pernah suatu ketika kamu mengatakan bahwa dirimu menyukai wanita itu.
Senyum getir yang aku lepaskan apa kau tahu itu hanya
kamuflase? Hahahah tidak kan? KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU !
Bahwa seusai kau pergi meninggalkan aku di teras, mataku
seakan terbakar. Panas, memerah, air mata yang dari tadi kutahan akhirnya jatuh
membasahi wajah yang bertopeng ini. Aku sesenggukan di kamar mandi,
kunyalakan air di bak mandi agar tak seorang pun menyadari jika aku sedang
menangis. KAU TIDAK AKAN PERNAH TAHU !
Bahwa setiap kamu mengirimkan bukti kedekatan kalian, hatiku terasa
mendapat cambukan yang dilapisi racun. Perih, panas, menyakitkan, mematikan.
Namun aku berusaha untuk tidak terlihat lemah.
Bahwa
disetiap kau menyebut nama wanita itu di depanku, aku merasa aku harus menelan jus
pare segar tanpa campuran apapun. Pahit!Satu hal, akan kuberitahu dirimu. Di dunia ini kamu tak akan pernah menemui seseorang seperti aku lagi. Dimanapun kamu tidak akan bisa menemukannya lagi.
Aku sudah kehabisan kata untuk mengungkap betapa ingin sekali aku memelukmu, namun kali ini sebagai orang yang menyayangimu, bukan hanya sekadar teman. Ingin sekali aku mengatakan aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku. Namun apadaya, aku telah terlanjur berjanji dengan diriku sendiri tak akan memiliki perasaan mendalam padamu. Jujur... Aku seperti kehilangan arah sekarang ini, hanya karena sepeninggal kisah sederhana kita yang harusnya telah lama kulewatkan
Melewatkan segalanya, aku ingin sekali melakukannya. Seiring waktu, apakah akan bisa?
Aku pesimis soal yang satu ini karena betapa pun beberapa orang telah datang menghampiriku, tetap saja hanya namamu yang selalu kusebut dalam doaku. Kenapa hanya namamu saja yang bisa membuat alasan - alasan mengapa aku tersenyum dan mengapa aku menangis? Kenapa sampai sekarang hanya dirimu saja yang nampak dalam bunga tidurku? Aku begitu sulit melupakanmu, padahal kamu dan aku memang tak akan mungkin. Tak akan mungkin menjadi "KITA". Tak akan...
No comments:
Post a Comment