22 November 2016
Malam ini kamu mengatakan kepadaku, sekarang hari
kelahiran dia. Dia, yaa wanita yang sangat kamu puja sedari dulu. Wanita yang
sering kamu ceritakan di hadapanku dan wanita yang sekali saja kamu temui namun
telah berhasil mengisi sudut hatimu.
Kuucapkan selamat ulang tahun kepadanya.
Sekaligus aku juga mengucapkan terimakasih kepada
siapapun wanita itu, bagaimanapun rupanya, sikapnya, dan suaranya, aku sangat
berterimakasih telah memberikan senyum kepadamu, wahai pemuda yang telah lama
aku sayangi sepenuh hatiku, pemuda yang selalu ku nomor satukan, bahkan pemuda
itu adalah segalanya bagiku. Yaa, segalanya. Itu kamu, kamu.
Karena kamu segalanya, aku inginkan kamu selalu bahagia
dan menikmati setiap perjalanan karir dan asmaramu. Jemputlah dia, wanita yang sudah
lama kamu idam idamkan sebagai calon pasangan sempurna bagimu. Tak apa, selama
kamu tak mengetahui bagaimana dalamnya aku menyimpan rasa, aku tak akan kenapa.
Aku baik saja tetap dengan perasaan yang sama dan rasa sayang yang tak bisa
berkurang walau hanya setetes. Itu hanya kepadamu.
Aku tak ingin membandingkan diriku dengan wanita itu.
Namun karenamu yang menuntut kesempurnaan, lihat saja suatu hari aku akan
tunjukkan bahwa aku bisa berusaha lebih baik dari sebelumnya. Impianku,
menuntut ilmu hingga S2, semoga bisa ku wujudkan. Aku akan membuktikan pada
dirimu bahwa aku juga bisa melampaui gadis – gadis yang sering kau sebut
namanya dihadapanku.
Aku menantang diriku sendiri agar dapat pergi dari bayang
– bayang mu yang tiap hari tak pernah absen kurindukan. Agar dapat membenci
hujan yang kamu sukai.
Aku... ingin pergi dari belenggu atas dirimu. Sungguh,
tolong jangan isi kepalaku dengan namamu. Aku lelah....