Autumn, I'll try to hate all of our memories, but actually I can't |
Musim gugur, dia mengajarkanku menyukai campuran dingin dan hangatnya angin yang menyapa kami, dia mengajarkanku menyapa setiap dedaunan yang jatuh, dia mengajakku bermain di hamparan luas kebun dandelion walaupun da sendiri berat dan tetap berusaha menyukai angin hangat sisa musim panas sebelumnya. Ketika kami mengejar dedaunan bersama, aku sangat mengingat waktu itu dengan persis. Sesuatu yang baru aku sadari, kami pertama kali bertemu saat musim gugur. Dia melihatku duduk di bangku taman, dia mulai menggambar sesuatu, dedaunan dan seorang gadis berparas polos dan manis diatas kertas.
"Maukah kau menerima gambarku ?" Kalimat pertama yang dia ucapkan.
Lalu aku mengambilnya, bahu kami yang bersentuhan membuat hatiku tak karuan saat itu. Mungkin bukan hanya aku yang merasakannya. Sekarang, tanpa pemuda itu aku masih bisa tertawa. Entah apa yang aku pikirkan, hanyasaja kerinduan hati ini tiba-tiba menyeruak datang kala musim gugur ini tiba. Angin sejuk, dedaunan berjatuhan, dandelion bertebaran, hal itu mengingatkanku pada kisah kami terdahulu. Angin, bawalah terbang hatiku yang telah gugur bersama potongan memori yang masih saja tertinggal di dalamnya. Tolong angin, aku tak mau pemuda itu lagi.
No comments:
Post a Comment