Pages


Friday, February 27, 2015

Lirik dan Arti Lagu Back to December – Taylor Swift


 Well, Don’t you know that I love love and love Taylor Swift’s songs very very extremely hard? Yeah you should know it before. One of them is “Back to December”. According to some articles which I've been read, this song dedicated to her ex. Someone who has a really really sweet smile and his skin, his body owww so good. This song will give you such a “flashback” feelings then you fall so deep and more because of that. I don’t have any story of mine about this song, but just listen on it makes me wanna cry. Now I would like to share the lirics and I’ve tried so hard to translate them into Indonesian (bahasa). Forgive this innocent girl if she made any mistakes, thanks J


Taylor Swift & Taylor Lautner


I'm so glad you made time to see me.
How's life? Tell me how's your family?
I haven't seen them in a while.
You've been good, busier than ever,
We small talk, work and the weather,
Your guard is up and I know why.
'cause the last time you saw me
Is still burned in the back of your mind
You gave me roses and I left them there to die.

Aku senang kau meluangkan waktumu untuk melihatku
Bagaimana kabarmu? Ceritakan padaku bagaimana kabar keluargamu
Aku tak pernah melihat mereka belakangan ini
Kau terlihat baik, lebih sibuk dari biasanya
Kita mengobrol ringan, tentang pekerjaan bahkan cuaca
Kau kini menjaga jarak dan aku tahu alasannya mengapa.
Karena terakhir kali kau melihatku saat itu
Memori itu masih tertanam di pikiranmu
Saat kau memberiku mawar-mawar itu, namun aku membiarkannya layu

So this is me swallowing my pride
Standing in front of you saying,
"I'm sorry for that night",
And I go back to December all the time.
It turns out freedom ain't nothing but missing you.
Wishing that I realized what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and make it all right
I go back to December all the time.

Jadi inilah aku yang menelan semua gengsiku
Berdiri dihadapanmu dan mengatakan
“Aku minta maaf untuk malam itu”
Dan aku selalu ingin kembali ke bulan Desember sepanjang waktu
Kebebasan ini tak berarti apa-apa namun hanya merindukan dirimu
Berharap aku menyadari apa yang telah aku lakukan saat kau dulu milikku
Aku ingin kembali ke bulan Desember, merubah dan memperbaiki semuanya
Aku kembali ke bulan Desember sepanjang waktu

These days I haven't been sleeping
Staying up playing back myself leavin'
When your birthday passed and I didn't call.
And I think about summer, all the beautiful times,
I watched you laughing from the passenger side.
Realized that I loved you in the fall
Then the cold came, the dark days when fear crept into my mind
You gave me all your love and all I gave you was "Goodbye"

Beberapa hari ini aku belum bisa memejamkan mataku
Tetap terbangun memikirkan hal yang aku tinggalkan
Ketika hari ulang tahunmu berlalu bahkan aku tak mengabarimu sama sekali
Dan aku memikirkan tentang hari di musim panas itu, waktu-waktu yang indah itu
Saat aku melihat tawamu dari kejauhan
Memikirkan bahwa aku mencintaimu saat musim gugur
Kemudian ketika salju datang, hari-hari kelabu itu menghantui pikiranku perlahan
Kau telah memberikan semua cintamu padaku, tapi yang kuberi hanyalah “Selamat tinggal”

So this is me swallowing my pride
Standing in front of you saying,
"I'm sorry for that night".
And I go back to December all the time.
It turns out freedom ain't nothing but missing you,
Wishing that I realized what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and change my own mind
I go back to December all the time.

Jadi inilah aku yang menelan semua gengsiku
Berdiri dihadapanmu dan mengatakan
“Aku minta maaf untuk malam itu”
Dan aku selalu ingin kembali ke bulan Desember sepanjang waktu
Kebebasan ini tak berarti apa-apa namun hanya merindukan dirimu
Berharap aku menyadari apa yang telah aku lakukan saat kau dulu milikku
Aku ingin kembali ke bulan Desember, memutar waktu dan mengubah keputusanku
Aku kembali ke bulan Desember sepanjang waktu

I miss your tanned skin, your sweet smile, so good to me, so right
And how you held me in your arms that September night
The first time you ever saw me cry
Maybe this is wishful thinking,
Probably mindless dreaming,
If we loved again I swear I'd love you right...
I'd go back in time and change it but I can't.
So if the chain is on your door I understand.

Aku merindukan kulit kecoklatanmu, senyum manismu, benar-benar kurindu
Dan bagaimana kau menenggelamkanku dalam pelukanmu di malam bulan September
Saat pertama kali kau melihatku menangis
Mungkin ini hanya pikiran yang penuh harap
Atau mimpi yang sia-sia
Namun jika kita bersama kembali, aku bersumpah akan mencintaimu dengan semestinya
Aku ingin kembali memutar waktu dan mengubahnya, namun aku benar-benar tak bisa
Jadi jika rantai itu tetap melilit pintu hatimu, aku mengerti

But this is me swallowing my pride
Standing in front of you saying,
"I'm sorry for that night"
And I go back to December...
It turns out freedom ain't nothing but missing you,
Wishing that I'd realize what I had when you were mine.
I'd go back to December, turn around and make it all right.
I'd go back to December, turn around and change my own mind
I'd go back to December all the time. All the time

Jadi inilah aku yang menelan semua gengsiku
Berdiri dihadapanmu dan mengatakan
“Aku minta maaf untuk malam itu”
Dan aku selalu ingin kembali ke bulan Desember
Kebebasan ini tak berarti apa-apa namun hanya merindukan dirimu
Berharap aku menyadari apa yang telah aku lakukan saat kau dulu milikku
Aku ingin kembali ke bulan Desember, merubah dan memperbaiki semuanya
Aku ingin kemabi ke bulan Desember dan mengubah keputusanku sendiri
Aku ingin kembali ke bulan Desember sepanjang waktu. Sepanjang waktu


Thursday, February 26, 2015

Kado dan Harta Karunku



Hai siapapun yang ada disana, Apa yang sedang kau rasakan? Bisa kau dengar bisikan lembutku terbawa helaan angin pagi?  Jika kau mendengarnya jawablah, untaian kata yang kutulis di atas lembar dedaunan coklat yang hampir tenggelam dalam irama gesekan pepohonan.


“Jawablah” Gumamku menahan lelah


“Karena gadis ini hanya akan menuliskannya sekali, selagi pepohonan disekelilingnya  masih menyanyikan lagu indah hari ini.” ~ Ikasukma

Aku tak ingin hanya memikirkan diriku sendiri. Bisa kau bayangkan hidup dalam hasutan hati jauh lebih rumit dari apa yang ku bayangkan. Beberapa musim yang lalu, aku bertemu seseorang. Aku merasa seolah mendapatkan kado indah dari Dewa surga. Aku menikmatinya, kado itu. Kado yang seolah menjadi pelipurku, semangatku, menolongku dan begitu menyayangiku bagaikan aku anak anjing lucu yang selalu dilindungi. Kado itu selalu ada untukku dan setiap hari dia tak henti-henti mengatakan jika dia mencintaiku bahkan tatapan matanya sangat tulus.
Mengalir, layaknya sungai yang jernih menyapu setiap lembaran daun di musim gugur. Dedaunan itu terbawa arus, membentur setiap bebatuan tajam hingga membuat permukaannya robek, tulang daunnya tak sempurna. Namun ia tetap memaksakan untuk mengikuti irama sungai kemanapun sungai itu bermuara nantinya. Ia tak punya pilihan lain, karena ia tak mampu berenang melawan arus. Bukan sungainya yang salah, juga bukan dedaunannya, apalagi angin yang menerbangkannya atau pohonnya yang tumbuh di tepi sungai yang jernih itu. Hanya saja keadaannya begitu menyulitkan hingga salah satu diantaranya harus berkorban.
Mungkin seperti itulah gambarannya. Aku dan kado yang kuterima itu. Aku berharap pada awalnya, semoga aku dan kadoku akan berakhir dengan kisah indah yang “happy ever after” layaknya animasi disney, namun ironisnya kisah nyata jauh berbanding terbalik dengan kisah fiksi. Aku sama sekali tak bisa begitu menyayangi kado yang ku terima, aku telah mencampakkannya. Kau tahu kenapa?
Aku menemukan sebuah harta karun dengan peti yang terbuat dari kawat namun isinya begitu berharga. Harta karun yang kutemukan begitu istimewa untukku. Tiap waktu yang dulu kuhabiskan bersama kadoku kini berubah. Aku kini hanya memandangi harta karun itu hingga lupa bagaimana perasaan kadoku jika dia mengetahui hatiku tak lagi bersamanya.

Mungkin orang lain yang mengetahui hal ini akan menganggapku sebagai penghianat, mereka akan menghakimiku layaknya narapidana yang seharusnya dieksekusi mati. Mereka mungkin akan membeciku dan segala hal yang berkaitan dengan bagaimana aku mencampakkan kado pemberian itu. Namun, tak pernahkah mereka ingin tahu rasanya berada di posisi rumit ini? jika mereka adalah aku, bisakah mereka lari sambil memikirkan bagaimana sulitnya terbebas dari hasutan hati yang menghantuimu siang dan malam. Mimpi buruk ini juga bukan keinginanku. Aku rapuh. Aku ingin bebas. Aku bahkan ingin melepaskan semuanya termasuk kado pemberian itu dan harta karun istimewa yang kutemukan. Hal yang menyayangiku dan hal yang kusayangi, keduanya sangat berharga untukku. Percayalah, aku hanya lelah berpura-pura menikmati aliran sungai ini. Sekarang biarkanlah aku menepi walaupun untuk sementara waktu. Jika aku mampu, mungkin aku akan kembali.