Pages


Saturday, March 31, 2012

Gray

Hujan hanya sementara, kini hanya menyisakan tetesan yang bergulir dari ranting-ranting pohon. Di balkon, aku hanya diam seribu bahasa. Dipikiranku yang ada hanya angan-angan maya yang tak pasti. Masa SMA? orang bilang masa SMA adalah masa yang indah, istimewa dan entah mengapa menurut mereka masa yang paling berharga seumur hidup. Tapi yang kurasakan hanya kehampaan dan kesendirian. Tiap tahunnya aku selalu berharap semoga hari-hariku dipenuhi oleh bunga yang bermekaran dan pelangi yang membentang indah di kehidupanku. Tapi yang ku dapat? hanya semburat warna abu-abu dan langit yang kelabu sepanjang waktu. Masa ini benar-benar menyesakkan. Aku sudah lupa sama sekali kapan terakhir aku memiliki lembaran penuh warna itu, goresan kasih dari orang yang kucintai yang telah lama meninggalkanku. Kurasa ini pembalasan, ya.. Pembalasan atas apa yang dulu terjadi pada hidup orang itu. Aku menyia-nyiakan kesempatanku sendiri. Teruskan ini! Aku tak takut pada warna-warna kelabu ini, aku tak takut pada hembusan debu yang kering menyesakkan ini. Aku telah lama seperti ini, aku telah terbiasa untuk menjadi biasa. Masa SMA, masa yang tersulit bagiku dan takkan berubah.

Friday, March 23, 2012

The Reason is... You

Benarkah itu? Kau menyukaiku juga? Beberapa kali aku mendesaknya agar buka mulut tentang mengapa dia menyukaiku? apa alasnnya? Tapi dia hanya bungkam sambil sesekali tersenyum dan menggelengkan kepalanya padaku.
"Kenapa? Aku hanya perlu tahu tentang hal itu." Rengekku kesal.
"Kau tahu mengapa?" Ujarnya sembari memancarkan senyumnya yang terindah.
"Mengapa?" Aku semakin serius dan memasang wajah yang sangat penasaran.
"Alasannya adalah, dirimu."
"...." Aku tak puas dengan jawaban yang dia berikan padaku. Sungguh sebuah jawaban yang simple bagiku.
Dia menatapku linglung, aku dapat melihat sorot matanya yang cemas akan diriku. Seolah aku bisa menebak perasaannya saat itu, sontak aku tersenyum simpul kepadanya.
"Alasannya diriku?" Aku bertanya hati-hati.
"Mungkin menurutmu bukan alasan yang kau harapkan, namun memang hanya itu. Aku tak memiliki alasan mengapa aku dengan mudahnya jatuh cinta padamu." Ia menatapku lagi, dan dia terlihat menahan tawa ketika melihat ada semburat merah yang terpancar di pipiku.
Aku sangat gugup waktu itu, aku merasakan ada beberapa bulir keringat membasahi punggungku.
"Hey, jangan tegang seperti itu. Aku tak akan memakanmu." Gelak tawa pecah diantara kami.
"Kau tahu? Kau satu-satunya orang yang bisa membuatku gemetar seperti sekarang ini."
Dia tersenyum, tiba-tiba saja dia mengangkat daguku. Wajahnya mendekat, astaga! ia mengecup keningku dengan lembut. "Kaulah alasanku untuk hidup di dunia yang sulit ini." Katanya sedikit berbisik. Aku tersenyum manis kepadanya, burung-burung yang melihat kami berdua seakan ikut merayakan suasana kebahagian yang penuh cinta. Terimakasih untuk hari ini..

Spring Breeze

Diluar sedang cerah, hhhmm.. Kulihat awan berarak berbaris di langit biru, bunga-bunga sedang bersemi memamerkan indah warna kelopaknya yang merekah. Angin yang bertiup sepoi membawa aroma bunga ke seisi alam. Saat ini waktu yang tepat untuk memulai hari yang penuh warna. Ku ambil handphone yang sedari tadi kusembunyikan di saku jaket tipisku dan kuintip layarnya. tampak ada satu sms yang sangat mengejutkan. Omo! apa aku bermimpi? apa ini kenyataan? Astaga, ini sms pertama darinya. Padahal sebelum ini kita tak saling kenal satu sama lain. Memang aku menyimpan nomor hp-nya dan itu hanya untuk pajangan saja. Sungguh sejak aku memperoleh nomor hp-nya 1 tahun yang lalu, sampai sekarang aku tak memiliki keberanian untuk sekedar menyapa atau mengucapkan "hai kak, selamat pagi" atau "have a nice day" itu terdengar seperti sudah akrab padahal kenal saja belum. Namun hari ini jauh dari kata 'mustahil'. Kau tahu? hidup memang mengandung banyak hal yang terkesan 'mustahil'. Tapi sesungguhnya apapun dapat terjadi, seperti sekarang ini. Dia mengucapkan "hai Merylin, boleh aku mengenalmu lebih jauh?"
Bukankah itu kedengarannya seperti upaya pendekatan? apa dia menyukaiku? apa hanya iseng saja? atau aku jadi bahan taruhan? Tidak..tidak...tidak... sebelum hal yang pasti terjadi mana boleh aku berpikir yang tidak-tidak. Today is magic, Is it real? or pretend?

Thursday, March 22, 2012

Maaf..

"Krik, krik, krik" Hanya sapaan dari jangkrik-jangkrik itu yang menghiasi kelabu malam ini. Rasanya begitu senyap. Aku kalut dalam pikiranku sendiri entah apa yang kupikirkan aku tak dapat menerka perasaanku sendiri. Tiba-tiba sebersit masa lalu menghantuiku lagi. Masa lalu yang tak akan mungkin terlupa olehku. Aku menyesal telah memperlakukannya seperti itu, sungguh sekarang ini kau berhak membenciku.
Dulu padahal aku mengetahui dan sangat memahami jika kaulah satu-satunya orang yang mau menerima segala kelebihan dan kekuranganku. Walaupun saat itu usia kita masih belum cukup matang untuk menjalin suatu hubungan serius, aku tetap menyadari ketulusan yang terpancar dari sorot matamu. Begitu malangnya dirimu aku manfaatkan. Sungguh, aku orang yang jahat! Jahat! Aku benar-benar seperti tak mau melihat orang yang setia didepan mataku, justru aku mencari-cari orang yang jauh lebih sempurna dari dirimu, bagaikan mencari jarum di tumpukan jerami. Selama itukah kau bertahan menghadapi perlakuanku? Kenapa kau bertahan untukku? Aku mengerti sekarang ini sudah sangat terlambat untukku. Namun, karma ya karma. Aku bahkan telah menerima semua itu. Yang aku butuhkan saat ini hanya maaf darimu, itu saja. Aku mohon setelah kau memaafkanku, kau bisa menjauhiku, kau bisa mencampakkanku layaknya perlakuanku padamu dahulu. Maafkan aku.. Aku mohon,

Wednesday, March 21, 2012

Penjaga Hati

Sejenak ku tatap dedaunan kering sisa badai kemarin.
Ku hela napas dalam-dalam. aku rasakan sepoinya angin sampai ke tulang rusukku.
Apapun yang terjadi hari ini, aku harus lupakan sejenak. Ku sandarkan bahuku yang lelah di kursi panjang penuh dedaunan kering itu. Perlahan air mata yang berusaha kutahan akhirnya bergulir membasahi pipiku. Dadaku sesak, rasanya sungguh kalut mengingat kau mengungkapkan semuanya secepat ini. Kenapa harus kau? Padahal hanya kau satu-satunya orang yang sangat memahamiku saat ini. Disaat kita telah jauh melangkah, ketika kau lemah aku menopangmu. Ketika aku luka, kau datang bagai perban yang membalut lukaku. Tak kusangka ada satu hubungan yang selama ini tertutupi. Satu hubungan yang meninggalkan penyesalan yang begitu mendalam di jiwaku. Hubungan yang selama ini suci dan indah dihapuskan dengan hubungan yang bahkan lebih kental dari air. Persaudaraan.
Siapa yang mesti aku salahkan? Kau? Ibu? Tuhan?
Seharusnya kita tidak dipertemukan hanya untuk mengetahui jati diri kita masing-masing. Seharusnya kita tak dipisahkan sejak awal. Jika aku mengetahui akhirnya akan dramatis seperti ini, lebih baik aku menolak ajakan kencanmu, menolak cincin pertunangan darimu. Seharusnya aku tak menjalani cinta terlarang ini. Kakak, aku mencintaimu lebih dari apapun karena kau penjaga hatiku, bukan karena kau saudara kandungku. Aku mohon Kak, jangan jadi saudaraku.. Aku mohon hapuskan takdir pahit yang membelit kehidupan kita. Kembalilah ke masa dimana kita saling memiliki layaknya dahulu.Hapuskan kak! Tuhan, Ibu dan mereka semua itu pembohong. Kita tak memiliki hubungan darah sama sekali. Kau dan aku sama sekali tak mirip, dan aku yakin ini hanya kesalahan. Tolong katakan ini hanya kesalahan, siapapun tolong aku. Kakak, aku mencintai kakak. Jangan paksa aku untuk berhenti memujamu, jangan paksa aku untuk membakar surat cinta darimu, dan jangan paksa aku untuk meninggalkanku karena kau penjaga hatiku. Aku yakin kau akan setia pada kata hatimu saat ini.